Langsung ke konten utama

Yuk Mengenal Burung Langka yang ada di TMII (note: tulisan belum selesai)

 

Assalamu'alaikum sobat rumahami. kali ini aku mau mengajak kalian mengenal beberapa spesies burung langka yang ada di Indonesia. Oh ya, aku juga baru tahu kalau burung-burung ini semakin langka, setelah melihat beberapa papan penjelasan di sekitar taman burung. sebagian dari penjelasan itu akan saya posting disini ya. 

Alhamdulillah kemarin kami jalan-jalan ke Taman Burung Taman Mini Indonesia Indah, yang selanjutnya kita sebut TMII. Tempat ini recommended banget untuk jadi tujuan wisata edukasi anak-anak dan dewasa, karena banyak pepohonan. Serunya lagi, ada burung yang dibiarkan bebas di sana kemari, walau ada juga yang dikandangin.

Oh ya, aku juga baru tahu kalau burung-burung ini semakin langka, setelah melihat beberapa papan penjelasan di sekitar taman burung. sebagian dari penjelasan itu akan saya posting disini ya. saja sebagian burung yang ada di Taman Burung TMII? Yuk kita baca pelan-pelan. 

1.        1. Kakatua

Hampir semua orang tahu dengan burung Kakatua. Tampilannya yang eyecatchinh dengan warna-warna menarik, juga kemampuan meniru suara, membuat burung ini disukai banyak orang.

Penyebaran burung Kakatua meliputi Indonesia, Australia, dan sekitar Oseania. Adapun ciri-ciri fisiknya berbeda-beda sesuai daerah asalnya. 

Sayangnya kesukaan ini kerap dilakukan secara salah. sebagian orang justru memelihara burung Kakatua di rumah. Jika sahabat rumahami ada yang bertemu burung Kakatua di alam, tolong biarkan saja ya. Kalau menemukan burung kakatua di pasar, bisa juga sobat beli untuk dikunjungi,  atau diserahkan kepada lembaga konservasi alam terdekat.

 

2.         2. Merak Hijau.

Merak Hijau termasuk burung spesies Pavo Muticus. Ia hidup di hutan terbuka dengan padang rumput luas.

Merak jantan hijau memiliki bulu ekor yang panjang bisa mencapai 300 cm. Bulu ekor ini akan dikembangkan saat hendak menarik perhatian wanita.

Merak hijau banyak ditemukan di Jawa dan Myanmar. Sayangnya populasi merak hijau semakin hari semakin langka.

 

3.        3. Kuntul  Besar

Walaupun namanya besar, Burung ini bermimpi kecil. Burung ini digolongkan sebagai burung air. Karena leher dan kakinya, ada juga yang menyebut ini burung bangau. Padahal burung kuntul bukan burung bangau.

Burung ini unik lho. Selain bulunya yang putih, dia juga punya leher berbentuk huruf S yang flexibel. Leher flexibel ini penting karena ia adalah burung air yang makannya ikan kecil, udang, katak, dan hewan kecil lainnya di air.

 

4.        4. Burung  Undan atau Pelikan

Burung pelikan adalah air yang unik karena punya kantung di paruhnya. Aku pikir, awal ini adalah tempat menyimpan makanan. Ternyata bukaaan. Paruh ini berfungsi seperti jaring. Setelah si pelikan menangkap ikan kecil makanannya, maka ikan itu melewati paruh, untuk kemudian ditelan utuh oleh si pelikan.

Burung Pelikan adalah burung migrasi dari Australia. Dia akan bermigrasi sesuai ketersediaan makanan. Di Indonesia, ada juga burung pelikan, lho.

Burung ini adalah perenang yang handal dengan kemampuan terbang. Hal ini didukung oleh sayapnya yang lebar dan kaki pendek berselaput.

Meski penyebarannya hampir di seluruh dunia kecuali benua Antartika, populasi pelikan semakin berkurang. Hal ini disebabkan karena kekurangan makanan untuk mereka. Sayang sekali kan?Padahal burung ini salah satu indikator kebersihan udara, lho. Dimana banyak burung pelikan, bisa jadi airnya bagus.

Komentar

  1. Hewan langka yang perlu dijaga dan dilestarikan keberadaannya. Terima kasih info dan supportnya

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengunjungi Mushola Al Hasanah di Kampung Kelantan. Berwisata Ternyata Dekat.

  Alhamdulillah, pergantian tahun kali ini, kami sekeluarga berkesempatan mudik ke kampung halaman di Medan. Selama di kota Medan, kami juga mengunjungi Kampung Kelantan, desa yang terletak di kabupaten Langkat, Kecamatan Brandan Barat. Desa ini unik, karena kita harus menyeberang laut untuk sampai ke sana. Terletak di pinggir laut, sebagian besar penduduknya adalah nelayan.     Ternyata daerah dengan nama Kampung Kelantan ini, tak cuma ada di Provinsi Sumatera Utara. Daerah dengan nama sama, ada juga di Malaysia. Semisal Kelantan, dan Perlis. Tak hanya itu, masyarakatnya juga berdialek sama.   pusat tempat ini, mengingatkanku pada slogan, “Nenek Moyangku Orang Pelaut,”. Tipologi pelaut itu, tangguh. Jika air yang berombak saja dia bisa lalui, apalagi daratan yang datar, kan? Jadi jangan heran kalau nanti anak-anak yang tumbuh di sekitar laut, apapun profesinya, juga tangguh. Di Kampung Kelantan, ada sebuah musholla bernama Al Hasanah. Memulai perjalanan menuju mushol

HYPNOBIRTHING

            Tujuh tahun lalu, aku merasakan manfaat Hypnobirthing, ketika melahirkan anak pertama kami, Khalisa. Saat itu, bisa melahirkan normal adalah pilihan pertama, karena suami baru saja resign dari pekerjaannya yang lama di Makassar dan belum dapat pekerjaan baru. Saat itu perkara pindah menjadi berat bagi kami, karena dari Makassar menuju Medan. Banyak cobaan datang, termasuk , kondisi keuangan kami yang minim. Jika aku bisa melahirkan normal, kami bisa menabung. Tujuh tahun lalu biaya persalinan SC di klinik yang kami pilih, sekitar   Rp 5.000.000,-. Sementara biaya persalinan normal, Rp 1.200.000,-. Jauh kaaan?             Bersebab itu pula, akhirnya kami mencari cara bagaimana supaya peluangku semakin besar untuk bisa melahirkan normal.   Beruntung sebelumnya aku pernah membeli sebuah buku tentang Hypnobirthing. Setelah rutin mempraktekkan Hypnobirthing, kami memetik hasilnya pada 1 April 2010. Khalisa lahir melalui proses persalinan normal, dua jam dari kedatanganku ke