Tujuh tahun lalu, aku merasakan
manfaat Hypnobirthing, ketika melahirkan anak pertama kami, Khalisa. Saat itu,
bisa melahirkan normal adalah pilihan pertama, karena suami baru saja resign dari pekerjaannya yang lama di
Makassar dan belum dapat pekerjaan baru. Saat itu perkara pindah menjadi berat bagi
kami, karena dari Makassar menuju Medan.
Banyak cobaan datang, termasuk , kondisi keuangan kami yang minim.
Jika aku bisa melahirkan normal, kami bisa menabung. Tujuh tahun lalu biaya
persalinan SC di klinik yang kami pilih, sekitar Rp 5.000.000,-. Sementara biaya persalinan
normal, Rp 1.200.000,-. Jauh kaaan?
Bersebab itu pula, akhirnya kami
mencari cara bagaimana supaya peluangku semakin besar untuk bisa melahirkan
normal. Beruntung sebelumnya aku pernah
membeli sebuah buku tentang Hypnobirthing. Setelah rutin mempraktekkan
Hypnobirthing, kami memetik hasilnya pada 1 April 2010. Khalisa lahir melalui
proses persalinan normal, dua jam dari kedatanganku ke rumah sakit. Diinduksi
tapi tidak nyakitin. Sekitar bukaan
tiga aku lapar dan makan beberapa suap nasi. Tanpa jejeritan di ruang bersalin.
Usai bersalin aku lapar, dan makan nasi lagi.
Pun, saat menjalani persalinan kedua tanggal 11 Januari
2014, secara SC. Alhamdulillah tanpa komplikasi. Berhubung aku sudah merasakan
manfaat Hypnobirthing, timbul keinginan berbagi ilmu, siapa tahu ada yang butuh.
Tulisan ini, dibuat berdasarkan referensi dari buku, “Melahirkan Tanpa Rasa Sakit, dengan Metode
Relaksasi Hypnobirthing ®, karya Evariny
Andriana, digabungkan dengan buku lain yang pernah kubaca, plus
pengalamanku sendiri. Oh ya,filosofi dasar
Hypnobirthing ini bisa diadaptasi ke banyak hal. Karena Hypnobirthing
masih bagian dari Hypnotherapy. Tinggal nantinya disesuaikan dengan tujuan
kita. Misalnya, ingin hamil, masalah infertilitas, hubungan suami istri, berhasil
dalam pekerjaan, punya penyakit, bahkan mendongkrak kuantitas ASI pada ibu
baru. So…cekidot…
Relaksasi untuk persalinan saat ini dikenal luas dengan nama
Hypnobirthing ®. Pada dasarnya, Hypnobirthing ® itu sendiri adalah penerapan
hypnosis untuk menanggulangi rasa sakit tanpa keterlibatan obat-obatan.
Metode
Hypnobirthing ® Marie Mongan
Metode
relaksasi persalinan Hypnobirthing ® sebenanya dikembangkan pertama sekali oleh
marie F. Mongan, M. Ed., M. Hy., seorang ahli hipnoterapi dan
hipnoanestesiologi yang bersertifikat dari New Hamshire, AS. Di Amerika Serika.
Marie Mongan telaah mematenkan nama Hypnobirthing ® yang akhirnya digunakan
banyak orang diseluruh dunia. Di Indonesia, salah satu bukunya telah
diterjemahkan danditerbitkan oleh penerbit Bhuana Ilmu Populer (BIP), yang
berjudul, hypnobirthing The Mongan Method
: Metode Melahirkan secara Aman, Mudah, dan Nyaman (2007).
Metode
Hypnobirthing ® Michelle Leclaire
Michelle Leclaire O’Neil, Ph.D., R. N. adalah ibu dari satu
anak, yang mulai mengembangkan metode Hypnobirthing ® pada tahun 1987. Ia
adalah orang yang mengemukakan hubungan antara pikiran dan tubuh (mind and body) dengan kesuburan (fertility), kehamilan, kelahiran
premature, dan depresi pasca-persalinan atau postpartum depression.
Leclaire juga seorang perawat yang andal dan telah
mengantungi sertifikat konsultan program pasca-persalinan dari Deepak Chopra.
Ia juga memiliki pusat pengobatan “mind
and body” di Pacific Palisades,
California, Amerika Serikat. Di pusat pengobatan ini, ia menyediakan program
pelatihan Hypnobirthing ® untuk para ibu hamil maupun praktisi hypnosis yang
ingin mendapatkan sertifikat mengajar.
Misi Leclaire dalam pelatihan Hypnobirthing ® adalah
“Bringing Baby to the World, One Baby at a Time” (Membawa kedamaian ke Dunia,
Satu bayi Setiap Kali. Menurut Leclaire, hypnosis adalah salah satu metode
pendekatan kejiwaan yang memberi kita kesempatan untuk berkonsentrasi,
berfokus, rileks, sekaligus tetap sadar sepenuhnya.
Metode
Hypnobirthing ® di Indonesia
Di
Indonesia, seorang Ibu bernama Lanny Kuswandi, mengembangkan metode relaksasi
Hypnobirthing. Lanny Kuswandi memiliki latar belakang bidan. Ia lulus dari
sekolah kebidanan St. Carolus pada 1978. Guna memperdalam Hypnotheraphy, Lanny
belajar dari beberapa ahli, termasuk dari dr. Erwin Kusuma, Sp.KJ. Lanny juga
mempelajari Hypnobirthing® melalui Peter Jackson di Australia.
Menurut Lanny, seharusnya persalinan yang normal itu alami
dan berjalan lancar. Akan tetapi, adanya faktor kecemasan ibu membuat
persalinan yang seharusnya lancar ini, terhambat. Dengan terbiasanya ibu
melakukan relaksasi, jalan lahir untuk janin akan lebih mudah terbuka sehingga
ibu tidak akan terlalu lelah saat melahirkan, dan terbantu dalam proses
bersalin.
Di atas adalah penjelasan umum
tentang Hypnobirthing ® dan tokoh yang ada di baliknya. Untuk informasi lebih
dalam, dianjurkan untuk langsung membaca bukunya. Sekarang aku akan menuliskan
pengalamanku ber-Hypnobirthing.
Secara umum, aku hanya menerapkan
‘sebagian‘ saja, dari teknik relaksasi
Hypnobirthing. Begitupun, sudah sangat terasa manfaatnya. Berikut kuuraikan satu persatu :
- Sejak hamil dua bulan, aku mulai mempraktekkan teknik relaksasi menjelang tidur menggunakan kalimat afirmasi positif. Kalimat afirmasi positif adalah kalimat sugesti pada diri sendiri, untuk berpikir positif. Kalimat ini bisa disesuaikan dengan harapan anda, misalnya, “Aku bahagia dengan kehamilan ini, bayiku sehat, aku bisa melahirkan secara normal dengan mudah dan alami.”
Sangat dianjurkan untuk
berdoa sebelum memulai kalimat afirmasi positif. Kalimat ini diucapkan berulang-ulang secara
perlahan, dalam, tenang, dan rileks, sampai kita tidur dalam mengingat ucapan
itu. Bisa satu kata dalam satu tarikan atau hembusan napas panjang. Saat
mengucapkannya, ambillah posisi tidur yang kita suka. Hadap kiri, kanan, atau
terlentang, senyaman kita. Kalimat afirmasi ini, berguna untuk mengajak alam
bawah sadar, bekerja sama guna mencapai tujuan kita. Alam bawah sadar, adalah yang mengatur
pergerakan usus, kedipan mata, aliran darah, detak jantung kita, dan masih
banyak lagi. Alam bawah sadar ini bekerja otomatis dalam tubuh kita. Tapi bisa
kita pengaruhi, jika kita berlatih sugesti. Disinilah pentingnya kalimat
afirmasi positif.
Oh ya, kalimat afirmasi
jangan mengandung kata ‘tidak’ ya?
Karena aku pernah baca di buku ‘The Secret’ yang ditulis oleh Rhonda
Byrne, kalau kalimat afirmasi mengandung kata tidak, maka yang terjadi adalah
sebaliknya. Misalnya anda berkata: Aku tidak
akan terlambat sampai di kantor. Yang akan terjadi adalah: Aku terlambat sampai di kantor. Begitu pula
jika kalimat afirmasi anda adalah : Aku tidak
akan melahirkan bayi dengan SC. Kemungkinan besar terjadi adalah: Aku melahirkan secara SC. Jadi, kalimat afirmasi positif, berisi kalimat
harapan kita. Bisa diucapkan kapanpun, dimanapun, tidak hanya menjelang tidur.
Misalnya ketika di perjalanan menuju kantor, saat menunggu antrian ke dokter,
apalagi waktu santai di rumah.
- Rasa sakit yang timbul selama hamil, apakah itu mual, muntah, tubuh yang berat, pusing, susah makan, susah tidur, mudah lelah, sensitif, perut tegang, dan masih banyak lagi, maka filosofinya, sakit itu diterima, jangan ditahan. Contohnya jika kita jatuh saat berlari kencang dan lutut kita berdarah. Kalau kita terima, maka rasa sakit di lutut yang harusnya berada di poin enam, bisa turun ke angka empat. Sebaliknya jika kita tahan, maka rasa sakit yang tadinya di poin enam, bisa naik ke angka delapan. Aku berusaha meresapi filosofi menerima ini, dengan cara, mengucapkan kata-kata, “Ini mudah (sambil menarik napas dalam), ini alami (sambil menghembuskan nafas pelan),” setiap muncul rasa tidak nyaman selama hamil dan proses bersalin. Aku juga mengucapkan kata-kata: ri (tarik napas dalam), leks (sambil menghembuskan napas pelan).
Pengalamanku melahirkan
normal diinduksi, Alhamdulillah bisa melahirkan
dua jam setelah datang ke rumah sakit. Tenagaku tidak terkuras. Bisa makan
nasi, satu jam setelah melahirkan. Tidak ada pendarahan hebat, semua
terkendali, nyaris tanpa rasa sakit. Seorang kerabat yang juga dokter berkata,
persalinanku cepat, karena aku diinduksi waktu sudah bukaan satu. Aku sempat
bertanya langsung pada dua orang pasien dari dokter yang sama, waktu diinduksi
juga mulai bukaan satu, setelah berusaha melahirkan normal antara 6-8 jam,
akhirnya SC.
Tidak hanya pada persalinan normal,
hypnobirthing juga bisa diterapkan sebelum dan setelah operasi SC. Pengalamanku
melahirkan anak kedua secara SC, awalnya aku tidak terima. Apalagi sudah bukaan
tujuh dan aku merasa kuat, bahkan masih bisa berjalan. Sayangnya angka bukaan
tetap tujuh, tak bertambah sejam setelah
itu, sementara denyut jantung bayiku melemah. Atas saran dokter, juga
persetujuanku dan suami, akhirnya perutku dibelah. Rasanya gimanaa gituu.
Tapi aku segera ingat poin
utama Hypnobirthing, selalu tenang dan menerima. Alhamdulillah operasi berjalan
lancar, aku juga cepat pulih. Satu minggu setelah SC, aku sudah melakukan semua
tugas rumah tangga. Awalnya kukerjakan perlahan, tapi seiring berjalannya
waktu, rutinitasku kembali normal seperti sebelum melahirkan.
Tidak perlu sedih mendengar
komentar orang. Banyak mitos seputar SC yang kalau dipikirkan, selain gak benar, bikin kita tambah sedih. Menerima kenyataan akan membuat ibu lebih
cepat sembuh pasca operasi yang pasti memberi dampak positif pada bayi. Ada
yang lebih penting daripada sekedar galau karena operasi, yaitu usaha kita memberi
ASI eksklusif sebagai hak bayi.
Walau orang bilang pasien
SC ASI-nya sedikit, selalu ingat itu ‘kata orang’, gak ada teorinya. Anda yang
menentukan mau ikut ‘kata orang’, atau mau idealis dan tetap usaha memberi anak
ASI eksklusif. Banyak, pasien SC yang sukses ASI eksklusif, tidak masalah ia
IRT atau bekerja. Jadikan anda salah satunya.
Bagi ayah dan bunda, ini bayimu, ini darah dagingmu, mau orang komentar
apapun, gak akan ngefek kalau kalian
punya sikap. Apalagi kalau anda yakin, berada di jalur yang benar. Tak ada yang
perlu disesali. Semakin cepat anda menerima kenyataan SC ini, semakin baik
untuk anda, suami, dan tentunya, buah cinta kalian…#eaaaa…#
- Bila kontraksi datang dan bukaan terus bertambah, mulut jangan tegang. Karena otot di mulut ada hubungannya dengan otot vagina. Kalau mulut tegang, maka vagina ikut tegang, yang berakibat lambatnya bukaan jalan lahir. Perlu diingat, adalah hal yang salah jika anda panik ketika kontraksi datang, apalagi bernapas pendek-pendek. Ini cuma di TV, bukan hal yang patut dicontoh. Kalau kita bernapas pendek-pendek, maka porsi oksigen yang kita hirup akan berkurang. Dampak ikutannya adalah, oksigen yang diterima bayi di dalam rahim, juga berkurang. Lebih fatal lagi, bayi bisa meninggal di dalam perut karena kecerobohan ibunya sendiri. Kenapa dibilang ceroboh? Karena harusnya tenang, malah bersikap panik dengan bernapas pendek-pendek. Ini sangat berbahaya. Sebaliknya jika ibu tenang dan bernapas teratur, maka bayi akan mendapat cukup oksigen. Sehingga bayi akan mudah untuk mendorong dirinya keluar dan ibu bisa melahirkan normal. Oh ya, selama proses bersalin, kehadiran suami di samping istri sangat penting. Penting bagi suami untuk tetap tenang, dan mengingatkan istri untuk tenang juga. Istilahnya, hadirmu…menguatkanku. Cieee…cie….!
Bersebab panduan dari buku juga, sejak hamil
muda, aku sudah meminta suami tuk mendampingi di ruang bersalin. Aku juga
memintanya untuk tenang. Mudah-mudahan karena tenang dan saling menyemangati,
persalinan berjalan lancar.
4. Dalam
Hypnobirthing, ada dikenal istilah, rasa takut menyebabkan sakit. Atau rasa
sakit menyebabkan takut. Dengan Hypnobirthing, kita bisa mempersiapkan tubuh
ibu hamil, menghadapi rasa takut dan rasa sakit, secara bersamaan. Hingga akhirnya, bisa mencapai harapan
persalinan yang nyaman, ibu dan bayi
sehat selamat, Aamiin.
Demikian
tulisanku tentang Hypnobirthing. Semoga ada manfaat di dalamnya. Untuk
pemahaman yang lebih dalam, sebaiknya teman-teman membaca langsung buku “Melahirkan tanpa rasa Sakit, dengan Metode
Relaksasi Hypnobirthing” , yang ditulis oleh Evariny Andriana. Terakhir aku
ke toko buku G******a sekitar bulan Juli
2016, buku ini masih ada dan sudah cetak
ulang Keduabelas per Oktober 2013. Bisa juga
mencari informasinya dari laman Facebook: Lanny
Kuswandi Hypno-birthing.
Komentar
Posting Komentar