Langsung ke konten utama

Resep Kalio Jengkol



Berhubung hari ini saya tidak berselera makan, jadilah saya lirak lirik isi kulkas, berniat mencari bahan apa yang bisa membuat selera makanku kembali. Yeayy…pas lihat ada jengkol rebus, spontan saya tahu apa yang ingin saya makan. Yup! Saya mau buat kalio jengkol. Ini penampakannya…



Adapun resep kalio jengkol yang saya biasa buat adalah :

-          Setengah kg jengkol rebus (dibeli dari pasar dalam keadaan sudah direbus)
-          Kelapa tua 1 butir.
-          Satu batang sereh
-          Laos, dua ruas jari.
-          Asam jawa, satu mata
-          Tetelan daging sapi/udang/ teri, satu ons, sebagai pelengkap, menambah wangi aroma kalio.
-          Daun kunyit ukuran sedang, satu lembar.
-          Garam secukupnya.

Bumbu halus:
-          Bawang putih 8 siung.
-          Jahe, dua ruas jari
-          Kunyit, dua ruas jari.
-          Kemiri, dua butir.

Cara memasak:
-          Jengkol dikeprek hingga agak pipih dan sedikit terbelah.
-          Peras kelapa dua kali, hingga mendapat tiga gelas santan kental (Peras pakai blender,bisa menghasilkan lebih banyak santan.
-          Campur bumbu halus dan santan dalam wajan, masak dengan api kecil hingga mendidih.
-          Jika sudah mendidih, masukkan jengkol.
-          Masukkan juga tetelan daging sapi/udang/ teri.
-          Masak lagi hingga mendidih. Tapi jaga jangan sampai pecah santan, dengan cara mengaduk berulangkali.
-          Pastikan bumbu meresap masuk kedalam jengkol.
-          Lama memasak, bisa 20 menit s.d. setengah jam.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yuk Mengenal Burung Langka yang ada di TMII (note: tulisan belum selesai)

  Assalamu'alaikum sobat rumahami. kali ini aku mau mengajak kalian mengenal beberapa spesies burung langka yang ada di Indonesia. Oh ya, aku juga baru tahu kalau burung-burung ini semakin langka, setelah melihat beberapa papan penjelasan di sekitar taman burung. sebagian dari penjelasan itu akan saya posting disini ya.   Alhamdulillah kemarin kami jalan-jalan ke Taman Burung Taman Mini Indonesia Indah, yang selanjutnya kita sebut TMII. Tempat ini recommended banget untuk jadi tujuan wisata edukasi anak-anak dan dewasa, karena banyak pepohonan. Serunya lagi, ada burung yang dibiarkan bebas di sana kemari, walau ada juga yang dikandangin. Oh ya, aku juga baru tahu kalau burung-burung ini semakin langka, setelah melihat beberapa papan penjelasan di sekitar taman burung. sebagian dari penjelasan itu akan saya posting disini ya. saja sebagian burung yang ada di Taman Burung TMII? Yuk kita baca pelan-pelan.   1.        1. Kakatua Hampir semua orang tahu dengan burung Kakatu

Mengunjungi Mushola Al Hasanah di Kampung Kelantan. Berwisata Ternyata Dekat.

  Alhamdulillah, pergantian tahun kali ini, kami sekeluarga berkesempatan mudik ke kampung halaman di Medan. Selama di kota Medan, kami juga mengunjungi Kampung Kelantan, desa yang terletak di kabupaten Langkat, Kecamatan Brandan Barat. Desa ini unik, karena kita harus menyeberang laut untuk sampai ke sana. Terletak di pinggir laut, sebagian besar penduduknya adalah nelayan.     Ternyata daerah dengan nama Kampung Kelantan ini, tak cuma ada di Provinsi Sumatera Utara. Daerah dengan nama sama, ada juga di Malaysia. Semisal Kelantan, dan Perlis. Tak hanya itu, masyarakatnya juga berdialek sama.   pusat tempat ini, mengingatkanku pada slogan, “Nenek Moyangku Orang Pelaut,”. Tipologi pelaut itu, tangguh. Jika air yang berombak saja dia bisa lalui, apalagi daratan yang datar, kan? Jadi jangan heran kalau nanti anak-anak yang tumbuh di sekitar laut, apapun profesinya, juga tangguh. Di Kampung Kelantan, ada sebuah musholla bernama Al Hasanah. Memulai perjalanan menuju mushol

HYPNOBIRTHING

            Tujuh tahun lalu, aku merasakan manfaat Hypnobirthing, ketika melahirkan anak pertama kami, Khalisa. Saat itu, bisa melahirkan normal adalah pilihan pertama, karena suami baru saja resign dari pekerjaannya yang lama di Makassar dan belum dapat pekerjaan baru. Saat itu perkara pindah menjadi berat bagi kami, karena dari Makassar menuju Medan. Banyak cobaan datang, termasuk , kondisi keuangan kami yang minim. Jika aku bisa melahirkan normal, kami bisa menabung. Tujuh tahun lalu biaya persalinan SC di klinik yang kami pilih, sekitar   Rp 5.000.000,-. Sementara biaya persalinan normal, Rp 1.200.000,-. Jauh kaaan?             Bersebab itu pula, akhirnya kami mencari cara bagaimana supaya peluangku semakin besar untuk bisa melahirkan normal.   Beruntung sebelumnya aku pernah membeli sebuah buku tentang Hypnobirthing. Setelah rutin mempraktekkan Hypnobirthing, kami memetik hasilnya pada 1 April 2010. Khalisa lahir melalui proses persalinan normal, dua jam dari kedatanganku ke